Krek, suara gerandel pintu yang memutar ke kanan. Pintu
kamarku terbuka. Aku melihat 2 bayangan di pintu. ''Agak aneh, kenapa gaya
rambutnya seperti anak kecil yang rambutnya dikepang kanan dan kiri, dan
satunya lagi sepertinya kucing orang itu,'' batinku dalam benak.
Pintu terbuka perlahan, tenggorokanku tercekat, mataku
membelalak tidak berkedip untuk sedetikpun, dan wajahku sepertinya mirip dengan
orang yang melihat hantu untuk pertama kalinya.
''Apa yang kau lihat gadis jelek!'' Bentaknya.
Aku hanya terdiam, tidak mempercayai sinyal yang baru saja
diterima oleh otakku, apa telingaku sedikit terganggu? Tapi sepertinya tidak.
Jika telingaku juga mengalami gangguan ~seperti yang kupikirkan~ berarti mataku
juga terganggu.
''Oh Bitterlaw kenapa kau mengatakan hal buruk pada gadis
kecil ini?'' Protes yang satunya.
Aku masih menatap dengan rasa tidak percaya. Kucubit pipi
yang lebih mirip lobak. Sakit.
''Gadis mungil kenapa kau mencubit pipimu itu? Oh aku tak
mengerti kenapa manusia suka melukai dirinya sendiri.'' Kata rubah yang kukira
kucing si kelinci.
''Sss..iia..paa kalian?'' Suaraku bergetar karena perasaan
takut bercampur kaget, panik, dan juga senang.
''Apa! Kau bertanya siapa kami?! Apa kau tidak punya
telinga? Jika saja kau menyimak tentunya kau tahu aku? Bukankah dia -sambil
menunjuk rubah- telah mengatakan namaku?! He?'' Ujar si kelinci yang sepertinya
sedikit marah yang spontan membuatku menutup tubuhku dengan selimut.
''Bitterlaw, hentikan! Kau membuatnya takut! Aku akan
memperkenalkan siapa kami, asal kau janji tidak akan pernah menceritakan kami
kepada siapapun.'' Ujar si rubah yang membuatku lebih nyaman sekarang.
Aku hanya mengangguk sebagai isyarat 'aku berjanji'.
Continue to part 4....
^Shy_Fox_(Pisces)^
No comments:
Post a Comment